Minggu, 25 September 2011

Re Flek si 5th

5th, didalam kehidupan bermasyarakat kita mengenal periode lima tahun, baik dalam perjalanan usia, organisasi, bernegara, dll. Seperti pada umumnya kita mengenal istilah BALITA, PELITA, REPELITA, dll.
Ketika perjalanan karier ini saya mulai di satu perusahaan, hingga sampai 5th lamanya ,sungguh satu perjalanan yang panjang, Jatuh-Bangun, Profit-Loss, Penghargaan-Celaan, hingga Prestasi-Kehancuran, sudah saya rasakan di perusahaan ini.

" Bekerja adalah Ibadah " ( Hormati pekerjaan, junjung tinggi kejujuran )
" Bekerja di suatu perusahaan, seperti  layaknya pelajar yang bersekolah " ( kejarlah prestasi, untuk mendapat nilai kelulusan yang maksimal )
Landasan-landasan yang di tanamkan perusahaan kepada setiap karyawannya, tidak serta merta di terima dengan tepat kepada setiap karyawan, di tengah perjalannya banyak karyawan dan bahkan kepala divisi yang tidak sepaham dengan  visi dan misi perusahaan. Oknum karyawan dan pemimpin yang Malas masih terselip dalam organisasi, untuk itu sebagai refleksi 5th ini saya diberikan hadiah yang luar biasa dari beberapa bawahan untuk bisa mengabadikan hadiah tersebut dalam file. kanvas, blog ini.
Saya berharap semoga dalam gambaran refleksi ini bisa, mengkoreksi semua yang buruk dan memotivasi semangat baru dalam bekerja.
' MASA DEPAN MU, DI TENTUKAN OLEH LANGKAH MU SAAT INI '

Senin, 19 September 2011

Pemetik TeH

Untuk bisa menikmati nikmatnya seduhan Teh berkualitas sesungguhnya terletak ditangan para pemetik teh. Karena sekalipun pohon itu berkualitas tinggi, iklim mendukung, prasarana pengolahan hingga menjadi racikan teh, tidak akan menjadi teh yang nikmat, kalo salah dalam proses pemetikan daun teh tersebut.
Bagaimana kita seorang pemetik teh yang berkualitas ?? Dalam seleksi sebuah perkebunan dalam menentukan seorang pemetik teh, antara lain  pengalaman dan latar belakang untuk pemula, itupun biasanya dilakukan test terlebih dahulu sebelum benar-benar terjun kelapangan sebagai pemetik teh.
Proses di atas, sebenarnya sama dengan proses yang terjadi dalam sebuah perusahaan, bagaimana seorang Owner memilih pemimpin untuk di tempatkan di divisi perekrutan, yang kemudian ditugaskan untuk memilih karyawan yang menempati posisi -posisi di perusahaan. Dan bila seandainya si owner maupun perekrut salah dalam memilih, maka yang terjadi adalah kerugian dan kebocoran perusahaan tersebut.
Lalu bagai mana memilih daun teh/karyawan yang baik dan berkualitas ?? Tentu ini membutuhkan kreteria dan persyaratan yang tidak asal-asalan dalam mengambil keputusan, kalo daun teh yang paling berkualitas secara teori adalah pucuk pohon teh, kalo karyawan mungkin yang bisa disamakan adalah fresh graduated ( tentu ini tidak bisa selalu di ambil, tetapi yang bisa diambil adalah semangat/spirit fresh graduated yang idealis dan menggebu-gebu dalam berpendapat) .
Kuncinya adalah Pemilihan Pucuk daun teh - Pengambilan keputusan - Penempatan Daun - Proses pengolahan - Adalah Tahap Awal proses menentukan kualitas teh terbaik

Sabtu, 17 September 2011

Kawah Canda di Belakang

Kita sering mendengar istilah Kawah CandradiMuka, di mana istilah tersebut diidentikan sebagai Tempat dimana calon pemimpin / pasukan dibentuk, baik fisik, kepribadian dan mentalnya yang kemudian akan dilepas di medan pertempuran yang sebenarnya. Sebelum masukpun mesti harus mengalami seleksi yang ketat, sehingga tidak semua orang bisa masuk dalam area tersebut.
Tradisi ini di pakai didalam berbagai bidang usaha, termasuk di perusahaan-perusahaan berbasis marketing. Dimana mulai dari proses pemilihan team marketing - traning - masuk kedalam team inti yang akan masuk kekompertisi/persaiang pasar yang sebenarnya.

1. Proses Seleksi
Ini adalah point awal dimana kita memilih pasukan yang secara teori, latar belakang dan pengalaman kita anggap layak dan mampu untuk berperang dengan semangat dan loyalitas kerja tinggi. Team penyeleksi ini adalah team yang paling krusial di tahap pertama, karena bila kita salah dalam menentukan orang yang ditempatkan di team seleksi tersebut, maka akan buruklah apa yang dihasilkan.
Bagaimana dengan di tempat anda? apakah si pemegang otoritas penyeleksi awal pasukan sudah LAYAK?dengan prestasi dan keberhasilan/pengalaman/KEGAGALAN yang pernah di alami??    

2. Proses Penggodokan
Proses ini seharusnya menjadi Ujian, karena selayaknya pasukan harus di gembleng, dibekali, dibentuk untuk menjadi pasukan yang SIAP menghadapi situasi apapun. Pasukan harus di kondisikan semua situasi yang ada dari kondisi yang baik hingga yang terburuk sekalipun, karena dalam kondisi Perang sesungguhnya sudah tidak adalagi waktu untuk memilih. Sekali lagi point tambahannya ,adalah apabila dalam tahap seleksi awal kita sudah salah memilih dan kemudian salah kembali dalam proses penggodokan team ini, maka pada saat pasukan tersebut kita terjunkan kelapangan yang sesungguhnya, Maka yang terjadi adalah MATI KONYOL, MENYERAH, MUNDUR, RESIGN dan yang paling MEMBAHAYAKAN adalah kalo sampai pasukan tersebut meminta kepada komandan nya untuk bisa kembali ke proses penggodokan??? karena pasti ada sesuatu yang salah dalam proses tersebut. Didunia marketing, proses penggodokan yang Salah, mendapat gaji - target kecil - kurang kontrol - ( comfort zone ) - korupsi waktu - dll
Bagaimana dengan di tempat anda? apakah si pemegang otoritas penggodokan pasukan sudah LAYAK?dengan prestasi dan keberhasilan/pengalaman/KEGAGALAN yang pernah di alami??

3. Proses Peperangan
Kondisi ini tidak ada waktu untuk memilih lagi, apabila 2proses sebelumnya memang sudah dilakukan dengan baik daan benar maka, apabila memang pasukan tersebut kalah, maka dia akan MATI sebagai KESATRIA - PAHLAWAN.  Untuk itulah sebagai Pemimpin dan otoritas tertinggi harus bisa menguji - melihat -menghitung - menilai seberapa pantas/layak seseorang menempati / diberikan wewenang sebagai penyeleksi awal dan penggodokan ?
KARENA APABILA KEGAGALAN ITU DATANG DIKALA KITA SALAH MEMILIH, MAKA SIA-SIA LAH UNTUK MENYESALINYA.   
Dan sangatlah pantas untuk diberi nama ;
' KAWAH CANDA DI BELAKANG '

Rabu, 14 September 2011

Leader Minded Driver

Sebelum berangkat bekerja rata-rata kita selalu mencari sebuah cermin untuk melihat diri, dari situ setiap dari kita melihat kepantasan diri  dalam menghadapi dunia luar! Menilai diri sendiri, adalah sesuatu yang sebenarnya harus dibiasakan sejak dini, setiap keadaan dan situasi.
Filosofi ini sangat menarik, keseharian kita yang dominan menggunakan kendaraan bermotor layaknya selalu bersinggungan dengan kaca/cermin. Bagaimana dengan prilaku kita bersikap ??
Semua orang bisa menjadi pemimpin, Cermin adalah sesuatu media tempat kita melihat potensi dan kelayakan diri kita sendiri sebelum kita dinilai dan menilai orang lain.
Cermin apa yang digunakan untuk melihat, cermin datar? cermin cekung ( mengurangi )? cermin cembung ( melebihkan )? semua memang kembali ke diri kita sendiri dari sudut mana kita melihat dan menilainya !
Adalagi perilaku seorang sopir yang selalu melihat spion, untuk mengetahui kompetitornya, sehingga dengan kondisi waspada tersebut dia akan siaga dan tidak tersalip mobil dibelakangnya. Bagaimana dengan kondisi di depannya? dia hanya mengandalkan  kenek dan sesiapnya melakukan pengeRem an tampa ke siagaan penuh?( Kejar setoran dan Genksi..)?? Hugh...sungguh penuh dengan resiko, pantas banyak kecelakaan di alami Angkot .
Bagaimana bila ada pemimpin yang bermental Supir seperti di atas, maka dia akan hanya sebagai penilai dan mencari kesalahan rekan, bawahan dan atasannya saja. Dia hanya akan melihat ,mencontoh dan menempel menjadi parasit dimanapun dia berada.
Bagaimana Idealnya ;
Jadilah Pemimpin yang waspada dan siaga, melihat cermin spion(ke belakang), ke samping dan ke depan, karena hanya dengan mengetahui kondisi, keadaan dan posisi kita bisa melakukan kendali suatu pekerjaan yang menjadi TANGGUNGJAWAB dan KELAYAKAN DIRI kita sebagai Pemimpin.

Sabtu, 03 September 2011

Big because of together

Di Lahirkan oleh beberapa orang pendiri pada tanggal jam 01 siank lewat 02 menit 03 detik ,pada tanggal 04 bulan 05 ( mei ) tahun 06 ( 2006 ), sehingga 123456 menjadi Momentum yang menjadi fundamental sebuah perusahaan yang bernama SKI ( Sarana Komunikasi Indonesia ).
SKI - XL, saya memang memulainya tidak dari  " 0 ", tetapi saya sangat mengerti dan merasakan bagaimana perjuangan pendahulu saya dalam merintis XL - SKI. Karena Saya juga pernah memulai dari  '0' di divisi yang lain, dan saya juga melihat kehancurannya setelah tidak saya pegang lagi, untuk itu saya juga berkomitment kepada pendahulu saya di XL, " Selama masih di berikan kepercayan untuk memegang Amanah XL-SKI akan berjuang menjadi yang terbaik dan memberikan manfaat buat perusahaan "
Semangat...........86 87....!!!
GOD Behind U