Banyak case yang menyebabkan suatu kebijakan tidak berjalan dengan Rule of the game yang di buat, salah satunya adalah terlalu banyak toleransi dan kompromi yang diberikan.
Kekurang tegasan seorang pemimpin dalam mengambil suatu keputusan juga akar dari toleransi tersebut. Saya mengambil suatu contoh yang sudah terjadi dalam lingkungan pekerjaan yang pernah saya amati dan analisa. Satu hal yang menjadi kesimpulan saya adalah ' Ketidak mampuan(kurang menguasai pekerjaan/ketidaksiapan) pemimpin tersebut dalam melakukan kewajibannya, sehingga menyebabkan ketergantungan terhadap orang lain dengan berlebihan.
Untuk menjadi Pemimpin ideal dalam suatu organisasi memang tidak mudah, banyaknya teori yang didapat tidak menjamin akan semudah yang di ucapkan dalam eksekusinya. Saya berusaha memberikan contoh gambaran yang terjadi, ketika seorang yang di berikan tanggung jawab menjadi Manager Regional suatu area tidak bekerja dengan semestinya sehingga menyebabkan kerugian perusahaan ratusan juta rupiah. Singkatnya pemimpin tersebut dengan ketidakmampuannya dalam mengusai bidang pekerjaan, kemalasan karena sudah terlanjur diberikan Hak tampa evaluasi kewajibannya, menyebabkan dia menyerahkan semua pekerjaan kepada bawahnya, sehingga kontrol dan monitoring pun tidak dilakukan. Semua problem dan masalah tidak terjawab oleh sang pemimpin, karena ketidak mampuan dan ketidak mengerti an dalam menguasai pekerjaan, semua di serahkan ke bawahan dilapangan hingga akhirnya menimbulkan celah-celah peluang kebocoran di perusahaan.
"Nasi sudah jadi Bubur", Menyesalpun tidak ada gunanya, perusahaanpun harus menanggung kerugian yang sangat besar, gara-gara oknum pemimpin seperti ini.
Contoh real di atas harus selalu ditanamkan kepada setiap calon pemimpin yang akan diberikan tanggungjawab, semua harus belajar setiap kita menerima suatu tanggung jawab pekerjaan, Apalagi seorang pemimpin harus bisa menguasai dan tau detail pekerjaan setiap bawahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar