Minggu, 10 Juni 2012

SUN TZU -> COMFORT ZONE


Banyak sekali contoh yang dilakukan jendral Besar Sun tzu dalam melakukan strategi perang, Salah satunya adalah cerita dibawah ini. Ini sangat relevan untuk menjadi contoh dikehidupan berorganisasi-politik-perusahaan. Politik yang berada dalam comfort zone, kemandulan, stagnant mengharuskan adanya langkah jitu dalam mengambil keputusan;
 
Pada jaman dulu Sun Tzu hidup di kerajaan Wu yang sedang terancam oleh kerajaan besar tetangganya Chu. Raja Helu sebagai pemimpin Wu mencari ahli strategi dan menemukan Sun Tzu. Dengan nada melecehkan Raja Helu mengatakan kepada Sun Tzu apakah dia dapat menjadikan selir-selir manja menjadi pasukan perang yang handal? Mengingat janji Sun Tzu bahwa ia dapat menjadikan rakyat Wu pasukan elite. Permintaannya cuma satu yaitu, dia meminta diberikan otoritas penuh untuk mengelola pasukan tersebut, tampa intervensi dari siapapun bahkan oleh sang raja. Untuk itu dia diberikan satu pedang raja yang apabila itu sudah di angkat, maka tidak ada kekuasaan di kerajaan tersebut yang bisa menghentikannya.

Kemudian dikumpulkan lah semua selir-selir manja tersebut dan dipilih dua orang selir kesayangan sang raja, yang paling cantik, pintar, pandai menjilat namun provokator buat selir yang lainnya. Perintah pertama Sun Tzu sangat simple. Namun mendengar perintah Sun Tzu para selir tersebut malah tertawa. Melihat hal itu Sun Tzu hanya berkata: "Jika ucapan Jendral tak dipatuhi oleh bawahan berarti ada kesalahan pada penyampaian pesan." Setelah mengulangi kedua kalinya pesan yang sama, para selir tetap tak mematuhi dan tertawa. Sun Tzu berkata: "Jika pesan sudah jelas dan bawahan masih belum melaksanakannya berarti kesalahan berada pada bawahannya." Maka dengan itu Sun Tzu mengambil tindakan tegas dengan memenggal kepala dari dua selir pemimpin tadi. Setelah insiden itu baru lah para selir menuruti ucapan Sun Tzu. Setelah itu ya berkata: "Raja, pasukan anda sudah siap."

Pada saat itu Sun Tzu diberi tanggung jawab memimpin dan melatih pasukan Wu sebanyak 33.000 orang. Berbanding jauh dengan kekuatan Chu yang mencapai ratusan ribu orang.

Setelah pasukan siap Sun Tzu memobilisasi pasukannya menyerang Chu. Tapi dengan kalahnya jumlah dan perlengkapan Sun Tzu tidak melakukan srangan frontal dikarenakan hal tersebut hanya akan berakibat pada bunuh diri. Disini Sun Tzu melakukan taktik yang sangat brilian. Pertama-tama dia menyerang perbatasan dan pos-pos penjagaan dari kerajaan Chu. Mengetahui perbatasan dan pos-pos penjagaannya diserang kerajaan Chu yang dipimpin oleh perdana menteri mencari Sun Tzu kedaerah yang diserang tetapi sayang sekali setiap kali mereka datang Sun Tzu dan pasukannya sudah pergi jauh meninggalkan tempat tersebut.

Karena seringnya Sun Tzu melakukan hal tersebut maka secara tidak langsung Sun Tzu semakin memahami lawannya baik secara kekuatan dan kelemahannya. Dan rasa frustasi meliputi pasukan Chu.
"Ketahuilah musuhmu dan dirimu maka ratusan pertempuran Anda tidak akan mengalami bencana/kekalahan" -Sun Tzu. Makin dia mengetahui musuhnya Sun Tzu makin diatas angin.
Menurut acara ini taktik yang digunakan oleh Sun Tzu adalah taktik GO (sebuah permainan yang mirip catur tetapi lebih mengandalkan kekuasaan wilayah) bukan taktik catur yang mengandalkan kekuatan militer.
Kejadian Sun Tzu disamakan dengan invasi USA ke Vietnam Utara. Dimana USA menggunakan taktik catur dangan kekuatan militer sebagi andalannya sedangkan Vietnam utara melalui Vietkong menggunakan taktik GO atau gerilia.


RELEVAN atau tidak Buat kondisi di lingkungan mu sekarang ????

Tidak ada komentar:

Posting Komentar